Merekam Jejak
- Adityas182
- Nov 20, 2015
- 14 min read

Perjalanan Pulang ke Ibu kota
Selesai sudah agenda pendakian yang cukup melelahkan kemarin, kali ini gua dan rombongan sudah berada di kota jogja, kemarin kami menyewa mobil dari boyolali untuk menuju kota ini, dan berhentilah mobil yang kami tumpangi ini di depan stasiun Tugu sekitar jam 5 sore, setelah melunasi biaya jasa dengan mas sopir, kita berjalan kekanan menuju jalan malioboro yang hanya berjarak beberapa meter saja dari stasiun ini, masih ada 1 hari lagi dari jadwal keberangkatan kami ke ibukota, kami memutuskan untuk bermalam di salah satu homestay yang ada di sini, kira-kira 200 meter dari perlintasan kereta api stasiun Tugu ada gang ke kanan, gua lupa nama gang nya saya dan rombongan berjalan dengan sisah tenaga yang masih tersisa karena sudah terkuras selama pendakian kemarin, berjalan dan berhenti di setiap homestay yang ada di pinggir jalan ini, berniat mencari ruangan yang memang masih kosong, tapi kenyataannya memang sulit, haha kira-kira hampir 1 kilo kami berjalan dan berhentilah kami di depan travel agent yang memang banyak menawarkan jasa kepada turis-turis mancanegara untuk explore kota jogja, sedang beristirahat kami, ada 1 orang warga yang mendatangi dan ternyata dia menawarkan penginapan yang katanya memang masih baru dan masih ada beberapa ruangan kosong, tertarik kami untuk melihatnya, deal.. kami sepakat untuk mengambil 2 kamar, karena 1 kamar hanya untuk 2 orang kita harus ambil paket tambahan karena kita ber 3, ya sudahlah taka pa fikirku, saya jelaskan sedikit mengenai homestay ini, tempat yang lumayan sejuk karena banyak pepohonan yang cukup besar disini dan dengan beberapa pondokan yang di buat dengan kayu jati ini, lumayan buat betah dan berlama lama disini, setelah beres-beres barang dan badan, kami memutuskan untuk keluar sekedar mencari makan dan menikmati malam di malioboro ini,
Pada mau makan apa nih? Tawar kibot pada kami
GUDEG, kompak kami menjawabnya karena memang semua orang yang berkunjung ke kota ini pasti ingin sekali menikmati makanan khasnya..
Oke ..
Tak sulit menemukan penjual gudeg disini, karena disepanjang jalan malioboro ini banyak penjual makanan dan angkringan, kami memutuskan untuk makan di salah satu warung makan yang berada di depan gedung dinas pariwisata, lumayan ramai juga, lekas kami duduk di salah satu meja yang kosong dan menikmati makan khas jogja yang memang lezat ini. Sedang kami menikmati makanan yang kami pesan datang 2 orang pengamen yang ramah tak seperti pengamen2 ibukota, mereka menawarkan pada kami ingin request lagu apa, tanpa basa basi langsung saja 2 judul lagu kami berikan agar segera di dendangkan dengan gitar dan bas betot yang mereka bawa, ya kami request lagu “jogja” dan “satu-boomerang” ah nikmat sekali acara makan malam kali ini, menikmati makanan khas jogja di tengah hiruk pikuk malam malioboro yang indah dan di dendangkan lagu yang pas.. trimakasih kang atas lagunya..
Setelah acara makan malam selesai kami berkeliling sebentar di sepanjang jalan ini yang memang ramai sekali di lalui muda mudi dan pengunjung lokal bahkan internasional, ada hal yang tak bisa dijelaskan memang kenapa jogja selalu jadi magnet bagi wisatawan akupun merasakannya, ini sudah kali keberapa saya berada disini tapi tetap saja tak pernah saya bosan dengan kota ini, kota yang indah dan ramah.
Ini sudah pukul 21.00 malam, kami memutuskan untuk kembali kepenginapan karena memang mata kami sudah tak sanggup lagi sekedar menahan kantuk yang teramat sangat ini, berjalanlah kami memecah keramaian malam malioboro banyak bule bule yang sedang berpesta di sini menikmati malam yang seolah tak ingin mereka lepaskan, bahagia sekali raut wajah mereka.. 15 menit berjalan kaki sampailah kami di penginapan, tanpa banyak obrolan lagi malam ini kami segera beranjak ke ranjang empuk berwarna putih bersih ini untuk sekedar menata mimpi-mimpi gua lagi.
Pukul 8 pagi gua sudah terbangun dari mimpi yang susah gua ingat, ternyata bebeb dan dede yang memang satu kamar dengan gua sudah bangun sendari tadi, sesak sekali nafas gua pagi ini, entah kenapa mungkin karena rasa lelah, langsung gua buka keril besar gua karena ingat dengan 1 tabung oksigen yang sengaja kami bawa kemarin, ah sejuk sekali udara yang di keluarkan tabung ini, lumayan menata nafas, bergegas gua mandi dan berdandan agar terlihat lebih tampan dari hari kemarin. Setelah selesai gua, dede, bebeb, kibot dan unyun menghabiskan waktu di pondokan depan penginapan sambil menikmati udara pagi ini, tak lama datang ibu-ibu penjual nasi sayur yang menawarkan dagangannya, ah kebetulan fikir gua, gak usah jauh2 keluar untuk cari makanan, saya pesan nasi ayam khas jawa yang selalu manis, setelah selesai sarapan, kita lanjut ngobrol tentang pendakian kemarin yang rasanya susah sekali untuk di lupakan, kami juga bertukar foto selama di gunung kemarin, dan unyun sedang sibuk bermain catur dengan 2 bule asal sepanyol, gua nimbrung untuk sekedar mengobrol dengan mereka, gua sedikit malu rasanya ketika bule itu dengan berbahasa Indonesia yang seala kadarnya dan berkata “ini Negara kalian, budayanya yang indah dan tempat tempat yang sangat mengagumkan, untuk itu saya belajar bahasa kalian, kenapa kalian yang harus berlagak menggunakan bahasa kami, biarlah kami yang belajar bahasa kalian” ahh, malu rasanya ketika kita di tegur oleh orang asing karena tak pernah bangga dengan apa yang kita punya.
Ini sudah pukul 11.00 siang waktunya buat kami packing barang-barang dan bersiap untuk beranjak menuju stasiun Lempuyangan, setelah selesai dan memberikan kunci kamar kepada pemilik penginapan, kita berjalan menuju malioboro dan bersantai di angkringan untuk menikmati kopi jos khas jogja sekalian menunggu waktu keberangkatan yang dijadwalkan pukul 4 sore nanti, tak lama kami disini karena kibot mengajak untuk langsung ke stasiun, ah baiklah hanya bermodal google maps dan penjelasan dari pemilik angkringan kami berjalan kaki menuju stasiun lempuyangan yang jaraknya memang tidak terlalu jauh, sampai juga akhirnya kami di salah satu stasiun kereta api di kota jogja yang cukup panas siang ini, menunggu datangnya kereta api yang akan menghantarkan kami kembali ke hiruk pikuk ibu kota. Ini baru pukul 12.45 sedangkan jadwal keberangkatan kami 16.00 sore nanti, cukup panas dan sesak terasa siang ini, banyak sekali orang disini tak terkecuali para pendaki yang kucal dan berantakan tak ketinggalan keril2 besar yang setia melekat di pundaknya. Masih ada waktu 3 jam lagi ini sebelum keberangkatan fikir gua, gua ajak saja bebeb dan dede keluar stasiun dan menuju kedai kopi persis di depan pintu masuknya, ya sekedar menikmati kopi jogja di siang ini sebelum kami berangkat nanti, nikmat memang ngobrol-ngobrol ringan di temani kopi khas jogja, ah belum puas rasanya gua berada di kota ini walaupun ini sudah kali kebrapa gua mendatanginya, jogja selalu mempunyai kenangan manis yang menghasilkan rindu, sedang asik ngobrol handphone gua bergetar menandakan ada yang sedang menghubungi, ternyata kibot yang sendari tadi gua tinggalkan di stasiun bersama istri tercintanya.
Ia hallo.. jawab gua
Lo dimana, udah jam 3 nih buruan balik.
Oke, bentar gua kesana.
Setelah gua menghabiskan tenggukan terakhir kopi yang sudah dingin itu kita memutuskan untuk kembali ke dalam stasiun dan berpanas panasan ria lagi, tradisi gua sebelum melakukan perjalanan jauh kemanapun itu yang selalu gua lakuin adalah gupek cari kamar kecil, nah itu yang gua lakuin kala penantian yang melelahkan itu hampir habis, lumayan lah sembari menghabiskan 1 batang rokok lagi pasti masih sempat fikirku, lagi asik menghisap rokok datang 2 orang yang sama juga dengan saya kumal dan berantakan dengan keril yang selalu mereka gendong, dan duduk di sebelah gua, gatal rasanya jika tak menyapa.
Baru turun bang? Tanya gua
Ia ini, lo juga baru turun bang?
Ia gua juga baru turun dari merbabu kemarin.
Wah sama kita juga dari sana kemarin.
Wah lewat jalur mana kalian?
Lewat selo turun selo, jawabnya
Oo gitu, gua naik suwanting turun selo.
Wah nyobain jalur nih kayanya. Haha
Ia bang, penasaran sama jalur yang baru di buka lagi itu..
Tak kerasa rokok yang dari tadi kunikmati pun sudah habis dan jarum jam sudah menunjukan pukul 15.45 waktunya kembali kerombongan fikir gua.
Bang gua pamit ya gabung sama yang lain dulu..
Sip..
Kembalilah gua menemui rombongan yang sudah mirip seperti pengungsi ini, duduk-duduk tak lupa siap-siap apa saja yang harus di siapkan untuk nanti di perjalanan, dan deru suara besi pun terdengar nyaring di telinga menggetarkan lantai yang baru gua duduki ini, akhirnya datang juga jemputan kami, setelah kereta itu benar-benar berhenti kami mulai menaiki gerbong besi berwarna putih dan biru itu, setelah memeriksa nomor tempat duduk, saya letakan keril besar gw di kolongan kursinya berharap ia nyaman di sana, gua duduk terpisah dari ke 4 teman gua, ah sial fikir gua gimana sih yang pesan tiket gak pake pilih-pilih lagi kursinya -,-, tapi sudahlah tak masalah buat gua, tak lama kereta ini berhenti, sepertinya hanya untuk menjemput kami setelah itu ia kembali berjalan meninggalkan stasiunnya yang panas dan masih ramai itu.
Niatnya mau istirahat karena memang sudah cukup lelah dan kurang tidur, tapi nyatanya tetap saja tak bisa sekedar berdansa dengan mimpi indah karena gak ada nyaman-nyamannya, harusnya gerbong kereta ini di lengkapi kasur empuk paling tidak sofa lah fikir gua, akhirnya gua mutusin pindah tempat duduk karena memang orang yang duduk sebangku dengan rombongan turun di stasiun terdekat, bisa di bilang kita adalah rombongan yang paling pecicilan, gak bisa diem dan rusuh, kenapa? Karena selama perjalanan gak pernah kami lewatin sedetikpun buat gak bercanda, ceng-cengan dan ketawa.. ada 2 orang yang juga baru turun dari merapi dan duduk berdekatan dengan kami, awalnya sih diem-dieman, setelah di sapa dan ngobrol ternyata mulai keliatan kalau mereka pun tak jauh beda dengan kami, dan kebetulan mereka tinggal di bekasi, di Negara antah brantah yang memang selalu asik untuk di jadikan bahan lelucon walaupun 2 orang dari kami juga berasal dari sana,
Mau pulang kemana bang? Tanya kami
Kita mau ke bekasi.
Kemana bang? Bekasi? Pura2 bego dan pasang muka inconect
Ia bekasi, gak tau yak? Wajar sih kan beda planet jawab mereka meneruskan lelucon kami
Berarti ke Jakarta dulu dong bang, buat cari pangkalan pesawat ulang aliknya?, bisa lah titip 2 kawan gua ini, dia juga 1 tujuan Cuma bingung cari pesawatnya.
Haha, anjiiiir ada orang bekasi juga tapi cengin bekasi..
Wkwkwkwk, meledak lah tawa kita di gerbong dingin ini.
Ia bang, denger2 kalo di bekasi mataharinya ada 3 ya bang,?
Ia bener, jadi kalo nyuci baju enak, setelah di bilas lo taro aja depan pintu seember-embernya yang penuh air, 15 menit juga udah kering tinggal di setrika deh..
Wkwkwkwkwk, enaknya bang, jadi berapa hari lagi bang sampe sana? Kembali gua bertanya
Ya tergantung sih, biasanya macet juga pesawat ulang aliknya, jadi bisa lama.
Ooo gitu ya bang, tapi oksigen masih ada kan bang disana?
Udah botolan oksigen disana..
Wkwkwkwk, anjir.. sampe cape kita ketawa ngakak karena pembahasan yang memang gak penting ini, tapi tak apalah fikir gua, lumayan untuk ngilangin rasa jenuh di dalam kereta yang sendari tadi tak berenti bergoyang ini.. sekarang sudah pukul 01.00 malam tak terasa keretapun mulai melambatkan lajunya dan membunyikan kelakson yang memekikan telinga, menandakan kita sudah hampir sampai pada tujuan kami yaitu stasiun senen, tak sampai 5 menit untuk kereta yang kita tumpangi ini untuk berhenti, dan kami pun sepakat untuk turun, ah sudah larut juga ini, mana ada ini angkot ketempat gua, akhirnya gua sepakat buat naik taxi berwarna biru yang dari tadi sudah terparkir di depan pintu masuk stasiun, karena tak mau berlama lama dan mata sudah cukup lelah malam ini, melajulah mebil ber cat biru ini menuju kontrakan tercinta dan menembus malam ibu kota yang lenggang ini, indah sekali Jakarta ini kalau malam, banyak lampu lampu jalan dan jalanan lenggang.. tak terasa gua sudah sampai di depan gang kontrakan, gua liat argo yang tertera di depan gua itu, 123.000 astaga fikir gua, dengan berat hati gua bayar dan mengucapkan trimakasih kepada bapak sopir mobil berwarna biru itu karena sudah mau menghantarkan gua pulang walau tak Cuma Cuma.
Ah kasur apa kabarmu, rindu sekali gua denganmu, sudah tak terfikir lagi untuk bersih2 dan beres-beres badan, gua langsung merebahkan badan yang sudah entah seperti apa rasanya ini dan menuju mimpi-mimpi gua yang baru.. selamat tidur ibu kota..
Rencana Pendakian atap jawa barat
Satu minggu sudah setelah kepulangan gua kemarin, ada 2 orang teman sedang berkunjung ke kontrakan gua yang sudah seperti basecamp ini, haha mereka berencana untuk melakukan pendakian ke gunung ciremai, setelah mengobrol-ngobrol gua putusin untuk ikut gabung dengan mereka, entahlah sangat sulit menolak ajakan jika itu tentang pendakian gunung. gua teringat pada seorang teman bernama Mira Febriyanti yang memang sudah ribut mau ikut jika ada agenda pendakian lagi, gua coba hubungin dia lewat bbm,
Ra, tanggal 4-6 september kita mau naik gunung. Bisa ikut? Ajak gua padanya
Tanggal 4-6 bulan depan ya.. hmm, oke bisa. Jadi apa aja nih yang harus di siapin? Tanyanya
Oke sip, ya barang2 pribadi aja kaya jaket, baju ganti, sepatu traking/running, kaos kaki, sarung tangan, sleeping bag, asal jangan bawa make up aja. Hhaha
Oke, tapi aku gak punya sleeping bag, gimana dong? Aku bawa boneka ah..
Yaudah nanti pake punyaku aja kalo SB, mau bawa boneka? Buat apa ra -,-
Oke sip, ya buat di bawa lah..
Iya deh, nanti di hubungin lagi kalo sudah dekat, jangan lupa olah raganya di rutinin ya..
Siap, dia mengiakan..
Ah sudahlah mending gua iyain aja biar gak panjang, haha
Hari ini seminggu sebelum agenda pendakian ke ciremai, lagi asik2 buka sosmed dan liat2 postingan di grub pendaki gua mendapatkan kabar buruk dari gunung yang menjadi tujuan kita minggu besok, ya ceremai terbakar hebat dan pendakian di tutup sampai waktu yang belum di tentukan, ah sial fikir gua, langsung gua hubungin mamet buat bahas pendakian besok.
Met udah dapet kabar dari ceremai? Tanyaku
Ia dit udah,
Nah jadi gimana nih, mau di alihin kemana ini?
Nah itu, geser kemana yak.
Yah malah nanya balik, haha gimana kalo cikuray aja met? gua pengen banget kesana.
Cikuray ya, hmm yaudah deh oke sip, kumpul di kontrakan lo ya.
Oke sip, nanti tanggal 3 lo ke sini yak kita siap2 buat logistic dan peralatan.
Oke.
Ya begitulah kira-kira perbincangan gua dengan kawan yang juga 1 hobi itu, langsung gua inget sama Mirra, buru-buru saya hubungin dia lagi, buat ngasih tau perubahan tujuan.
Ra, Ciremai kebakaran, pendakian di tutup, jadi di alihin ke gunung cikuray garut, gimana?
Ya Allah, kok bisa kebakaran sih pak? Yaudah aku kemana aja ikut asal naik gunung.
Ya, belum tau penyebabnya ra, yaudah sip.. tanggal 4 malam ketemu di pasar rebo ya.
Siaaaap pak..
Seneng rasanya gua bisa ajak dia buat naik gunung, gua pingin dia juga liat apa yang bisa gua liat dari atas sana, dan gua juga pingin dia bisa dapat pelajaran dari setiap perjalanan alam. Ah gak bisa gua sembunyiin rasa seneng gua kali ini. Gak kerasa ini sudah hari kamis tanggal 3 September, gua, mamet dan ahong sepakat buat bagi tugas mamet dapat tugas siapin alat-alat, gua dan ahong belanja untuk keperluan logistic, setelah dirasa cukup, kita langsung packing ulang semuanya kedalam 3 keril besar yang akan kita gendong besok, gak sabar rasanya buat besok…
Hari ini hari jum’at tanggal 4 september, seperti yang sudah di agendakan kemarin, hari ini adalah jadwal kita untuk pendakian ke atap tanah garut yang selalu indah itu.. kami berangkat pukul setengah 8 malam karena ada beberapa yang harus di persiapkan, dari basecamp yang tak lain adalah kontrakan gua ini kita berangkat menggunakan jasa angkot dan berenti di depan Ramayana dekat dengan traffic light cengkareng ya seperti itu mereka menyebutnya, kami melanjutkan perjalanan menggunakan trans Jakarta untuk menuju pasar rabo sesuai dengan yang sudah di sepakati untuk berkumpul disana, namanya juga ibu kota gak afdol rasanya kalo setiap perjalanannya gak di warnai dengan bermacet macet ria.. yang seharusnya hanya 1 jam kita sampai, ini sudah 2 jam 30 menit kita di perjalanan dan belum juga lancar jalanan, di perjalanan gua coba tanyain mira sudah dimana kah, dan ternyata dia sudah sampai di pasar rebo, untung saja kiki salah satu teman juga sudah sampai sendari tadi disana, langsung saja gua suruh mira buat gabung dengan kiki, karena gua juga gak mau dia sendirian ada di sana, gua kasih nomor kiki ke dia dan gak lupa juga gua bilang kalo bakal nunggu lama karena kita lagi ada di tengah2 kemacetan ibukota, bete rasanya udah berjam jam begini, tapi karena gua disini ber 3 dan gak sendiri kita selalu punya cara buat ilangin rasa bosan..
Tengok kanan kiri, kasih kode sama noval dan mamet “gua bete met, hong cari hiburan dong” dan mereka pun menanggapi, di tengah-tengah kerumunan orang yang berada di dalam trans Jakarta ini dengan kekonyolan masing-masing, karena mereka ber 2 berdiri dang gua dapat tempat duduk disini, jadi mereka selalu rewel pegel karena memang sudah berjam jam berdiri, haha gak lama sebelah gua ada yang berdiri dan meninggalkan bangku kosong di sebal gua, duduklah noval di sebelah gua tapi gak bertahan lama karena dia kembali berdiri setelah memberikan kursinya untuk wanita yang sedang berdiri itu, lalu ada object unik yang memang selalu bisa di cari atau di ciptakan kalau kita yang sedang bosan, ada cowok tepat di depan gua yang bener bener tertidur pulas sampai rahang bagian bawahnya tak mampu ia tahan, dan tiba-tiba entah apa yang di obrolkan mamet dan ahong, tiba-tiba mereka tertawa, berhubung gua gak mau ketinggalan gua juga ikutan ketawa padahal gak tau apa yang kita ketawain, gak lama handphone gua bunyi, mereka yang sendari tadi menunggu di pasar rabo sudah gak sabar mungkin menunggu kami, begitupun dengan handphone mamet yang selalu berbunyi karena kekasihnya yang sudah sangat tak sabar, dia menyarankan untuk berenti di halte UKI dan melanjutkan perjalanan dengan angkot ke pasar rebo, tapi ternyata TJ ini berhenti di halte PGC cililitan, ah sudahlah tak apa, kita turun dan berjalan kaki cukup jauh karena memang tak ada angkot yang lewat, mau copot rasanya dengkul jika berjalan dengan bawaan yang super mega berat ini, hahaha sampai di pasar ikan cililitan akhirnya kita ketemu metromini yang sedang terjebak trafic light, ya itu metromini tujuan pasar rabo, langsung kita lari-lari dengan beban yang memang berat ini, karena takut jika harus tertinggal, tak lama sampai juga kami di pasar rebo, kami langsung bergegas untuk bergabung dengan rombongan yang entah sudah level keberapa kadar kebosanannya.. gua liat Mira mukanya sudah ketekuk mungkin karena kantuknya di tambah bete karena menunggu 3 lelaki yang tak tau diri ini, hahaha
Setelah beristirahat sejenak dan makan sedikit bekal yang di bawa kiki, kita langsung packing ulang barang bawaan, dan lanjut ngobrol-ngobrol lagi sambil menunggu mobil jurusan Garut datang, banyak sekali pendaki disini, mayoritas dari mereka memang menuju Garut, lama kami menunggu akhirnya dapat juga kita bus yang masih menyisahkan bangku kosong, setelah menaruh keril kami di bagasi bus, gua langsung menaiki bus dan mencari kursi kosong di sana, 3 baris kursi tapi sudah ada 1 orang disana entah siapa tak kenal gua yang jelas dia juga pendaki gunung sama seperti gua, dan duduk dengan posisi gua berada di tengah dan Mira berada di kiri gua, banyak ngobrol gua dan Mirra disini, ya mungkin karena ini pertemuan kali kedua gua setelah beberapa lama kita gak pernah lagi ketemu, terakhir kita ketemu agustus 2012 dan bisa ketemu lagi lebaran kemarin dan hari ini, lagi asik ngobrol mamet dan noval masih juga gak mau ketinggalan buat sekedar meledek gua dan Mira yang sedang duduk berdua-duaan di depan mereka, ya anggap saja di sebelah saya itu gak ada siapa-siapa.. haha noval kasih krupuk ke gua, nih krupuk biar ngobrolnya lebih asik lagi katanya, memang sial mereka ini.. haha tak lama Mira izin buat tidur mungkin ia sudah tak kuasa menahan kantuknya, dan gua ngobrol dengan orang yang berada di sebelah kanan gua, ya sekedar bertanya tentang tujuan dan tempat tinggal karena gua gak mau di kira orang sombong, hihi :p sampai akhirnya gua juga ikut memejamkan mata tapi tak juga bisa tidur, entah kenapa setiap perjalanan kemanapun itu tak pernah gua bisa tidur, jadi gua cuma bisa liat jalanan yang gelap dan beberapa penumpang yang memang sudah pada berada di alam mimpi dan beberapa yang asik mengobrol dengan rekannya, kurang lebih 4 jam perjalanan sampai kami di terminal Garut, mungkin sekitar jam 4.30 pagi disini, setelah kita turun dari bus langsung udara dingin khas pegunungan menyapa kulit kami, setelah mengambil barang kami di bagasi kami mampir di warung nasi untuk sekedar melengkapi apa yang harus di lengkapi seperti air dan logistic, Mira dan Kiki izin untuk mencari kamar kecil, gua dan Mamet pergi ke pasar tradisional yang berada di belakang terminal untuk berbelanja sayur mayur dan beberapa lauk pauk yang memang belum kita bawa, ah gua dan mamet udah kaya jadi pusat perhatian di pasar ini, sumua ibu-ibu dan cuma kita laik-laki yang sibuk belanja.. setelah dirasa cukup kita balik menuju rombongan berada, tak lama Mamet lagi-lagi ngajak gua buat balik lagi ke pasar tadi buat cari pisang buat si kiki, ah ayok dah gua dan mamet muter-muter gak jelas cuma buat nyari pisang yang memang gak gua temuin dari tadi, pada kemana penjual pisang ini, akhirnya gua dan mamet balik lagi tanda kita menyerah, tapi kiki tetep ngotot harus ada, akhirnya mamet dan kiki yang pergi buat cari pisang, gua tetep disini bergulat dengan rasa dingin pagi di sini, langit sudah mulai terang, matahari sudah mulai muncul dari persembunyiannya dan kegagahan cikurai pun mulai terlihat, gua panggil Mira yang sendari tadi duduk bermalas malasan di dalam warung,
Ra, sini deh aku bilangin..
Apaan? Gak ah dingin pak, sini aja. Jawabnya malas
Sini bentar.. -,-
Iya.. akhirnya dia mau keluar mendekat.
Tuh liat, gua menunjuk gagahnya cikuray yang berselimut cahaya fajar.
Itu gunung apa pak?
Itu yang mau kita daki ra.. cikuray 2821 mdpl. gua menjelaskan
Kita mau kesana? Serius pak tinggi banget, gak jadi ah geser aja deh ke papandayan..
Gpp, bisa kok kita juga naiknya dari tengah, gw berusaha meyakinkan dan mengembalikan semangatnya.
Tak lama mamet dan kiki balik, dengan 1 kantong plastik hitam berisi pisang. Setelah beberapa lama kita mengobrol dan menyiapkan semua kebutuhan untuk pendakian nanti, kita ngobrol-ngobrol dengan banyak calo yang menawarkan jasa mobilnya untuk menghantarkan rombongan ke pos pemancar titik awal pendakian, ngobrol ngalor ngidul dan kami pun beralasan sedang menunggu teman yang masih dalam perjalanan karena kami sudah risih selalu di ikuti calo calo ini.. hari sudah mulai siang sekarang, kayanya sudah harus berangkat, akhirnya kita sepakat untuk naik sebuah mobil truk dan bergabung dengan beberapa rombongan lain, dan berangkatlah kami menuju pemancar dengan jalanan aspal kota garut yang berliku sebelum truk ini berbelok ke kanan memasuki gang kecil yang berliku dan rusak yang memberikan guncangan keras bagi muatanya yaitu kita para manusia yang sudah tak diperdulikan lagi mungkin oleh sopirnya, indah memang pemandangan di perjalannannya karena melintasi perkebunan teh dengan background gunung cikuray yang menjulang tinggi ke langit tanah garut ini, setelah beradu dengan jalanan yang memang rusak ini kita sampai juga di pos pemancar, memang ada beberapa pemancar stasiun tv disini, dan beberapa warung, kami sempatkan untuk ke kamar mandi dan mengisi drigen air yang kami bawa untuk kebutuhan kami nanti, setelah semua siap dan gua liat mira cuma pakai sepatu running semata kaki, ah kebayang rasanya jika debu dan krikil masuk kedalamnya, akhirnya gua kasi geaters untuk dia pake, dan kami berdoa bersama meminta perlindungan sang maha pencipta agar agenda pendakian ini lancer sampai kami kembali lagi ke rumah kami masing masing, setelah berdoa dan memberikan beberapa masukan mulailah kami melakukan pendakian dengan semangat yang bertumpuk..
To be continue…
Comentarios